Kau tau
perilaku aneku setiap mendapat masalah? Yup, memandang langit. Tahukah kamu, di
langit sana, mereka memanggil manggilku, menyebut nyebut namaku, menginginkan
kedatanganku. Ini bukan fiksi! Nyata. Mereka mengharapkanku.
Akupun
mengharapkan mereka.
Setiap kali
tidur, aku merasa rese’. Kenapa? Bukan karena aku jarang mimpi tapi yang lebih
spesifik lagi, aku tidak pernah melihat mereka, makhluk makhluk langit.
Sebenarnya
sih, ga pantas aku menjulukinya makhluk makhluk langit. Mereka adalah
keluargaku, saudaraku. Dan aku yakin, ketika aku berhasil mengkkhatamkan Qur’an
ini, mereka akan menyapaku.
Karena suatu
hari, aku mimpi bertemu mereka dan mimpi itu seperti nyata sekali
@@@
Aku bangun
dari tidurku dengan selimut yang masih kupangku dan aku masih ngantuk. Lalu,
kutatap langit. Aku melihat sosok wanita cantik yang menurutku masih gadis
seumuranku dengan sepasang sayap merpatinya, turun perlahan mendekatiku.
Ya Allah, apakah inimimpi? Pikirku dalam hati.
Oh tidak,
sepertinyaini nyata. Gadis langit itu mendekatiku hingga sangat dekat sekali, 1
meter. Hatiku terasadeg degan dan hasratku membuncah. Ga bisa kutahan. Ingin
sekali aku memeluknya. Lalu, saat kurentangkan kedua tanganku, aku menjadi
kaku. Dia berkata, Kak, apa yang kau
lakukan? Kita keluarga.
Apa?
Benarkah ini? Atau dia hanya membual? Tapi aku yakin gadis langit secantik dia
takkan pernah berbohong. Dengan sedih (karena ga bisa memeluknya), aku
bertanya, Ba... gai... ma... na bisa?
Hik... Hik...
Kakak memang sengaja diutus ke bumi untuk
menjalankan misi mulia dan agung.
Apa... kah ituuu?
Menjaga Al Qur’an. Jangan kakak sia siakan
kesempatan ini, kak. Aku akan kembali lagi ke langit dan menunggu kehadiranmu
dengan Qur’anmu. Da... Kak... Gadis cantik
bersayap itu (yang ternyata saudariku) kembali terbang dengan anggun ke langit
dengan sedih.
Adik, aku juga merindukanmu... Akupun ikut sedih karena baru ketemu berpisah
kembali.
@@@
Kau tau kan
sekarang kenapa aku selalu melihat langit saat tertimpa masalah? Ya, aku rindu
mereka dan aku ingin melihat mereka kembali. Akupun sadar kembali, bahwa misiku
di sini adalah menghapal dan menjaga Qur’an mulia, itu pesan adikku yang tiba
tiba meluncur dari langit.
Kupandangi
kembali langit malam ini. Kulihat arak arakan awan yang mengalir pelan seakan
akan merangkak. Akupun melihat awan awan itu memandangku, memanggil manggil
namaku. Aku terharu.
Ya, saudariku, aku takkan melupakanmu. Aku tersenyum.
0 komentar:
Posting Komentar