Kardus Ajaib

Kotak kardus yang di hadapan kami berdua berguncang. Aneh.
Hid, lihat kardus itu ga? Tanyaku kepada Wahid dengan merinding.
Iya, aku lihat. Aneh banget ya? Kayaknya Wahid juga merinding.
Gimana kalau kita cek kardus itu? Usul gilaku keluar. Eh, ayo.
Kami berdua berjalan perlahan mendekati kotak kardus aneh itu. Kotak kardus itu kembali bergoyang. Aku merinding. Kurasakan tangan Wahid yang juga dingin, kayaknya dia merinding juga. Ga papa Zaen, kita kan bersama. Suara Wahid memantapkanku.
Kotak aneh itu bergoyang lagi. Aku ga takut karena Wahid telah memantapkan hatiku.
Kotak itu terbuka.
Lalu, terpancar cahaya pelangi dari dalamnya. Makin aneh aja ya, kotaknya? Tanyaku kepada Wahid, Hid, aneh ga menurutmu?
Tapi, Wahid ga menjawabnya. Ada apa dengan Wahid? Pikirku.
Perlahan, kuperhatikan muka Wahid.
Waaa! Matanya jadi putih semua. Mulutnya mangap. Lidahnya hilang. Ngeri.
Kembali kulihat kotak aneh yang memancarkan pelangi tadi, untuk menghilangkan ketakutanku.
Kotak aneh itu hilang ...
... berganti dengan tumpukan tengkorak dibalur darah.
Waaa!
Aku terbangun dari mimpi.

1 komentar: Leave Your Comments

Total Pageviews (01/03/2012)

Followers

More

Whats Hot